Minggu, 21 Februari 2010

MENDIDIK DENGAN HATI DAN KEIKHLASAN

Minggu ke 3 bulan Januari 2010 aku mendapat undangan mendengarkan pengarahan dari Petinggi Pendidikan yaitu Bapak Menteri yaitu Bapak Nuh. Dalam hatiku berkata “Betulkah bapak menteri mau mampir di Pendopo Kabupaten ?”. Alhamdulilah siang itu beliau datang bersama rombongan . Bapak Menteri memperkenalkan dan salah satu dari rombongan adalah putra daerah. AlhamdulilahPengarahan Bapak Menteri

Suasana saat itu santai. Dengan tutur kata yang khas seorang pendidik, kalem sabar, dengan bahasa Jawa dan campur khas Suroboyoan memberi bekal yang mendengarkan. Bagi aku pribadi yang menyentuh hati ada dua hal yaitu (1) mendidik itu harus dengan hati, mendoakan anak didik yang belum mau belajar, anak-anak yang masih mbandel, anak –anak didik kita nakal dan sebagainya. “Sudahkah kita mendoakan mereka, seusai sholat ?”. (2) Bekerja harus dilandasi keikhlasan.

Mendoakan Anak Didik
“Sudahkah kita berdoa dihkususkan kepada anak didik kita?, dan bekerja dilandasi keikhlasan”. Kata Bapak Menteri. Kata-kata itu terus mengusik pikiranku. Mendoakan anak didik . Inilah yang sering aku lupakan. Akibatnya hubungan antara aku dengan anak didik seperti ada kabut yang tipis yang sulit aku tebus, dan memisahkan aku dan anak muridku. Mengapa akhir-akhir ini anak muridku kurang merespon pembelajaran , interaksi dalam pembelajaran hanya dipermukaan saja ?. Padahal segala strategi dan metode sudah ku coba, hasilnya ……… dan setelah mendapat pengarahan oh ini lho jawabnya mendidik dengan hati dan doa yang aku abaikan.

Bekerja dengan keikhlasan
Sepulang dari pendopo, dan selesai sholat aku merenung. Dan memikirkan kata-kata Pak Menteri yang kedua keikhlasan, dan beliau memberi rujukan dalam pengarahannya yaitu Tanbihul Ghafilin Aku teringat di TBM (Taman Bacaan Masyarakat) yang aku kelola sepertinya ada buku Tanbihul Ghafilin (pengingat manusia yang lengah).
Dalam buku Tanbihul Ghafilin karangan Al-faqih Abu Laits Samarqandy alih bahasa Abu Imam Taqyuddin, BA Penerbit Mutiara Ilmu Surabaya tahun 1986. BAB 1 Tentang Ikhlash .

Al- faqih ,meriwayatkan dengan sanadnya dari Amr Maula Mutalib dari Ashim dan Muhammad Labied, Nabi saw, bersabda "Syirik Kecil adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi kalian, lalu para sahabat bertanya, apakah syirik kecil itu, ya rosul? Jawab beliau: “ Riya-k, besuk dihari Kiamat, Allah menyuruh mereka mencari pahala amalnya, kepada siapa tujuan amal mereka itu, FirmanNya: “Carilah manusia yang waktu disanjung oleh mereka, mintalah pahala kepada mereka itu”.

Al-Fahih menegaskan: Mereka diperlakukan kasar, adalah wajar, karena mereka di dunia hanyalah penipuan belaka, Firman Allah: “Bawasannya orang-orang Munafik itu menipu Allah, dan Dia pandai membalasnya, ketika sholat, mereka malas melakukannnya, hanya pujian manusialah tujuan utamanya. Mereka tidak mengingat Allah, kecuali sedikit” (Al-Nisa-k 142)
Oleh karenanya semua amalnya mereka batal, tidak sampai kepada Allah dan Allah lepas dari mereka. Demikianlah amal yang tidak disertai dengan keikhlasan.

Al-Faqih meriwayatkan dengan samadnya dari Abu Hurairah, katanya Nabi saw bersabda: Allah swt. Berfirman: “Aku tidak memerlukan sekutu ataupun amal yang syirik padaKu, barang siapa melakukannya, maka terlepas dariKu (bukan urusanKu)” (Al-Hadits Qudsi)
Dalam hadits tersebut mengandung pengertian bahwa: Amal baik apapun yang dilakukan tanpa ikhlas, tidak akan diterima dan tiada balasanya kecuali neraka.

Dasar firman Allah: “Barang siapa menghendaki kesenangan dunia (dengan amalnya), maka Kamipun memenuhinya di dunia, apa yang Kami kehendaki bagi keinginannya, kemudian Kami masukkan dia ke neraka, keadaannya sangat hina dan terusir ( jauh dari rahmadNya)”. (Al-Isra-k 18), “Dan barang siapa menghendaki kesenangan di akherat (dari pahala amalnya) degan sepenuh hati melakukannya secra ikhlas dan beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya diterima (amalnya memperoleh pahala)”. (Al-Isra-k 19).

Mudah-mudahan ini memotivasiku untuk bekerja (mendidik) dengan hati dan keiklasan. Amin

10 komentar:

HQ mengatakan...

Semoga Allah azza wajalla membalas ketulusan bu guru dalam mendidik anak - anak generasi bangsa ...

Dyah mengatakan...

Assalamu'alaium
Terima kasih telah mampir dan sudi membaca tulisan di blog saya, dan saya juga juga mampir ke blog panjenengan tapi tidak bisa masuk mohon infonya
Wasalam

pkn mengatakan...

assalamua'alaikum
maaf bu mampir semoga alloh senantiasa memberikan jalan yang terbaik amin

Dyah mengatakan...

Wa'alaikumsalam
Makasih dah mampir ke blogku, mudah-mudahan silaturahim membuat: 1) rejeki kita tambah 2) ilmu kita tambah, 3) panjang umur, n awet,muda 4) he he aku lupa lagi ni

pkn mengatakan...

assalamu'alaikum
mohon bimbingan ya bu soalnya ibu saya anggap sebagai senior yang muda ini masih harus banyak belajar terimakasih

nuranuraniku.blogspot.com mengatakan...

salam sobat
trims mba sharing dan nasehatnya,,
akan saya praktekkan,,mendidik dengan hati dan keihklasan ini.
salam kenal mba Dyah..

Dyah mengatakan...

Salam kenal kembali Dik Nura .....
Panjenenga sudi mampir keblogku. Oh ya bagaimana kabar keluarga SA?. Mbak doakan dari tanah air yang tercinta mudah-mudahan sehat walafiat tidak kekurangan apapun dan dibawah selalu lindunganNYA, amin. N tadi aku sudah mampir keblog panjenengan tapi ni komputer lalo belum bisa ya insa'Allah nanti aku mampir lagi

pkn mengatakan...

waalaikumsalam

Iya bu akan tetapi SMP PGRI 02 Batu masuknya siang pukul 01.00- 05.00 sore

Mampir kerumah juga Gak apa apa kok bu karena kalau pagi saya di rumah
Namaku Siti alamatku Di JL Samadi gg II no 04 Pesanggrahan Batu

pkn mengatakan...

kalau ibu mampir ke SMP PGRI02 Batu nggak papa tp disekolahan belum ada internetnya, saya internetan di rumah. tp ya terserah ibu mampir kerumah atau ke sekolah.

Anonim mengatakan...

alhamdulillah cita-cita saya sangat ingin jadi guru.
Entah kenapa saat berhadapan dengan murid rasanya grogi terus keringatan.padahal saya juga sudah tidak terlalu kaku dan penguasaan materi dengan penguasaan kelas juga sudah lumayan baik.
Rasanya tidak kerasan tapi saya tahu,mengajar tidak sekedar melaksanakan tugas terus selesai namun juga harus ikhlas and enjoy.
Dulu saya bilang mengajar itu mudah.ternyata bagi saya sekarang tidak terlalu mudah.
Mungkin karena masih minim pengalaman.
Mengajar dengan hati=itu yang harus terjadi di dunia pendidikan indonesia.
Amin.