Selasa, 10 Februari 2009

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN


Hari Senin tanggal 07 Februari 2009 jam pelajaran kedua aku berada kelas 9 b. Hanya dua siswa yang tidak masuk, keduanya ada surat ijin karena sakit. Pelajaran aku mulai dengan apresepsi selama kurang lebih 5 menit. Pada waktu apresepsi sudah selesai siswa putra mulai gaduh saling berebut kertas warna putih. Ku dekati salah satu siswa tersebut. Aku bertanya “Apakah yang diperebutkan ? Jawabnya “ Lembar tugas yang ibu berikan Minggu kemarin, saya meminjam kepunyaan Lina, Bu”. Dan ternyata ada delapan siswa putra yang tidak mengerjakan tugas, bahkan lembar kerjanya kesemuanya tertinggal dirumah. Sedangkan tiga puluh dua siswa lainnya mengerjakan tugas dengan baik. 

Rabu, 04 Februari 2009

GURU INDONESIA IRI DENGAN ANAK INDIA

Pagi itu sebelum berangkat mengajar, aku masih sempat membaca judul yang menarik dihalaman 5 Koran Jawa Pos (4 februari 2009) yaitu “Laptop Cuma Rp. 120.000,-“. Di dalam kendaraan aku memikirkan terus. “Kok bisa ya , kok bisa ya …..”.
Jam 10.00 waktu jam istiharat, aku lari keperpustakaan untuk melanjutkan membaca koran yang tertunda tadi pagi, mudah-mudah koran itu sudah datang, maklum dimusim penghujan dan sekolahku pinggir gunung.

Demi memuluskan target revolusi pendidikan, India siap meluncurkan laptop mini termurah didunia. Hanya dengan INR 500 (sekitar 120 ribu), Lebih hebat lagi prototype laptop mini yang hanya memakan listrik dua watt, kapasitasnya Ram 2 Gb. Dan sudah terkoneksi fasiltas wi-fi atau internet nirkable. Dan keenam bulan kedepan akan diproduksi masal dan dijual dipasaran.

Pemerintah India menggaungkan perpanjangan Proyek One Laptop Perchild (OLPC) dari Massachusetts Institute of Tecnolgy Amerika Serikat, yaitu sebuah program yang berusaha menghadirkan laptop murah bagi anak-anak di Negara berkembang.
Dengan teknologi dan sumber daya memadahi, proyek laptop murah kreasi empat Institusi teknik India, yaitu Vellore Institute of Tecnology, Indian Institute of Science di Bangalor, Indian Institute of Institute di Madras, dan Semiconductor Complex, itu diharapkan meng-online-kan sekitar 20 ribu sekolah dan 400 PT seantero India. Waoo

Apa yang diirikan ?
Anak India enam bulan lagi mempunyai laptop mini dengan kapasitas ram dua Gb. dengan listrik 2 watt super irit, dan terkoneksi internet nirkable, hasil rancangan Perguruan Tinggi (PT) setempat. Penemuan yang dapat mengatasi tantangan dan permasalah pendidikan di Negara berkembang. Patut diirikan dan dicontoh keberhasilan tersebut. Artinya India menggarap pendidikan tidak setengah hati, mereka memandang bahwa Pendidikan merupakan investasi jangka panjang.

Mempunyai Laptop banyak keuntungnya bagi anak, antara lain: (1) inforamasi yang urgen guru cukup dicatat dilaptopnya (2) anak dapat mengerjakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya lebih mudah, (3) anak mempunyai pandangan lebih luas kemudian di sekolah tinggal sharing antara anak dengan anak dan anak dengan gurunya. Walaupun banyak keuntungannya ada juga keburukannya.

Kalau dianalisis tantangan dan permasalahan India hampir sama dengan Indonesia, yaitu sama negara berkembang yang pendudukan banyak, miskin, kondisi geografis yang sulit, kesenjangan budaya dan kesetaraan gender, dan seterusnya. Di India laptop murah untuk anak. Di Indonesia jangankan laptop murah untuk anak, Laptop untuk guru saja tidak. Sehingga banyak guru-guru yang gagap teknologi (GATEK), kalau mau jujur dan di tes, guru yang bisa mengoperasikan komputer sangat memprihatinkan. Di satu sekolah guru yang menguasai komputer, kurang dari 20 %, Apa alasan meraka? Jawaban macam-macam antara lain: (1) malas, besuk-besuk saja; (2) aku tidak bisa komputer pangkatku sudah IV-B; (3) aku tidak bisa komputer tapi sudah serfikasi; (4) aku sudah bisa tapi karena tidak setiap hari dipakai aku lupa lagi; (5) Aku mengkonsep, dan ada rental; dan (6) Tidak mempunyai laptop yang bisa dibawa kemana-mana. Jawaban yang terakhir inilah yang paling banyak, Oleh sebab itu patut diluncurkan paket laptop gratis atau bayar mencicil untuk guru Indonesia. Biar tidak iri dengan anak India. Dan setelah guru baru diluncurkan paket laptop untuk anak Indonesia meniru India tidak apa-apa. Negara maju seperti Jepang, Korea, juga meniru, mencoba membuat sendiri dan sukses. Semoga