Rabu, 04 Februari 2009

GURU INDONESIA IRI DENGAN ANAK INDIA

Pagi itu sebelum berangkat mengajar, aku masih sempat membaca judul yang menarik dihalaman 5 Koran Jawa Pos (4 februari 2009) yaitu “Laptop Cuma Rp. 120.000,-“. Di dalam kendaraan aku memikirkan terus. “Kok bisa ya , kok bisa ya …..”.
Jam 10.00 waktu jam istiharat, aku lari keperpustakaan untuk melanjutkan membaca koran yang tertunda tadi pagi, mudah-mudah koran itu sudah datang, maklum dimusim penghujan dan sekolahku pinggir gunung.

Demi memuluskan target revolusi pendidikan, India siap meluncurkan laptop mini termurah didunia. Hanya dengan INR 500 (sekitar 120 ribu), Lebih hebat lagi prototype laptop mini yang hanya memakan listrik dua watt, kapasitasnya Ram 2 Gb. Dan sudah terkoneksi fasiltas wi-fi atau internet nirkable. Dan keenam bulan kedepan akan diproduksi masal dan dijual dipasaran.

Pemerintah India menggaungkan perpanjangan Proyek One Laptop Perchild (OLPC) dari Massachusetts Institute of Tecnolgy Amerika Serikat, yaitu sebuah program yang berusaha menghadirkan laptop murah bagi anak-anak di Negara berkembang.
Dengan teknologi dan sumber daya memadahi, proyek laptop murah kreasi empat Institusi teknik India, yaitu Vellore Institute of Tecnology, Indian Institute of Science di Bangalor, Indian Institute of Institute di Madras, dan Semiconductor Complex, itu diharapkan meng-online-kan sekitar 20 ribu sekolah dan 400 PT seantero India. Waoo

Apa yang diirikan ?
Anak India enam bulan lagi mempunyai laptop mini dengan kapasitas ram dua Gb. dengan listrik 2 watt super irit, dan terkoneksi internet nirkable, hasil rancangan Perguruan Tinggi (PT) setempat. Penemuan yang dapat mengatasi tantangan dan permasalah pendidikan di Negara berkembang. Patut diirikan dan dicontoh keberhasilan tersebut. Artinya India menggarap pendidikan tidak setengah hati, mereka memandang bahwa Pendidikan merupakan investasi jangka panjang.

Mempunyai Laptop banyak keuntungnya bagi anak, antara lain: (1) inforamasi yang urgen guru cukup dicatat dilaptopnya (2) anak dapat mengerjakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya lebih mudah, (3) anak mempunyai pandangan lebih luas kemudian di sekolah tinggal sharing antara anak dengan anak dan anak dengan gurunya. Walaupun banyak keuntungannya ada juga keburukannya.

Kalau dianalisis tantangan dan permasalahan India hampir sama dengan Indonesia, yaitu sama negara berkembang yang pendudukan banyak, miskin, kondisi geografis yang sulit, kesenjangan budaya dan kesetaraan gender, dan seterusnya. Di India laptop murah untuk anak. Di Indonesia jangankan laptop murah untuk anak, Laptop untuk guru saja tidak. Sehingga banyak guru-guru yang gagap teknologi (GATEK), kalau mau jujur dan di tes, guru yang bisa mengoperasikan komputer sangat memprihatinkan. Di satu sekolah guru yang menguasai komputer, kurang dari 20 %, Apa alasan meraka? Jawaban macam-macam antara lain: (1) malas, besuk-besuk saja; (2) aku tidak bisa komputer pangkatku sudah IV-B; (3) aku tidak bisa komputer tapi sudah serfikasi; (4) aku sudah bisa tapi karena tidak setiap hari dipakai aku lupa lagi; (5) Aku mengkonsep, dan ada rental; dan (6) Tidak mempunyai laptop yang bisa dibawa kemana-mana. Jawaban yang terakhir inilah yang paling banyak, Oleh sebab itu patut diluncurkan paket laptop gratis atau bayar mencicil untuk guru Indonesia. Biar tidak iri dengan anak India. Dan setelah guru baru diluncurkan paket laptop untuk anak Indonesia meniru India tidak apa-apa. Negara maju seperti Jepang, Korea, juga meniru, mencoba membuat sendiri dan sukses. Semoga

7 komentar:

Study For a Better Life mengatakan...

ya buk aku juga iri karena anak sana bawa laptop semua. ni pelajaran bagi dunia pendidikan kita..........masa dak malu masih pake kapur

Dyah mengatakan...

Makasih pak sudah mampir ke bkog saya, ya mudah-mudah dipikirkan oleh pemegang kebijakan, lah wong kita-kita ini kan orang desa .....

Study For a Better Life mengatakan...

gimana buk kabare tulungagung apa UANNYa ya murni. apa anak kita seperti itu terus..... kejujuran masih kalah dengan harga diriiiii

Dyah mengatakan...

jujur saja ya pak ....... tiga bulan yang lalu saja kejaksanaan mengadakan program kantin kejujuran di sepuluh sekolah hanya satu sekolah yang untung dan yang lain merugi, kok nasibnya sendiri melalui UAN ya bisa ditebak ..... he Harga diri apa harga sebuah nilai 5.5 standartnya naik bangsa ini dipertaruhkan .....

Mbah Suro mengatakan...

Kapan di negeri kita ada program laptop murah seperti di India, kok bisa ya? Harganya hampir sama dengan Tetris (alat untuk main game)

Dyah mengatakan...

I ya lho Mbah .... kok bisa
bisa Mbah, kalau Indonesia mau meniru India ...
dalam jangka 2 tahun kedepan asal uang ngak bocor he he he apa ngak takut KPK ?

Study For a Better Life mengatakan...

ya ma sertifikasi memang butuh seleksi namun biarkan yang tua menikmati masa menjelang pensiun. tapi untuk yang muda harus diseleksi dengan ketat dan kalau tidak mampu di kerjakan di TU aja.
tuk pendidikan yang berkualitas perlu waktu panjang menanti guru muda-muda yang kreatif.