Selasa, 10 Februari 2009

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN


Hari Senin tanggal 07 Februari 2009 jam pelajaran kedua aku berada kelas 9 b. Hanya dua siswa yang tidak masuk, keduanya ada surat ijin karena sakit. Pelajaran aku mulai dengan apresepsi selama kurang lebih 5 menit. Pada waktu apresepsi sudah selesai siswa putra mulai gaduh saling berebut kertas warna putih. Ku dekati salah satu siswa tersebut. Aku bertanya “Apakah yang diperebutkan ? Jawabnya “ Lembar tugas yang ibu berikan Minggu kemarin, saya meminjam kepunyaan Lina, Bu”. Dan ternyata ada delapan siswa putra yang tidak mengerjakan tugas, bahkan lembar kerjanya kesemuanya tertinggal dirumah. Sedangkan tiga puluh dua siswa lainnya mengerjakan tugas dengan baik. 

Guru sebagai agen pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini peran guru terkait dengan peran siswa dalam belajar. Pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah peran tersebut sangat tinggi, karena ada gejala pada diri siswa malas belajar, membolos sekolah, menjawab hanya asal kena (clometan), senda gurau, menggunakan HP bila guru menjelaskan bahan-bahan yang sekiranya perlu difahami hal ini merupakan ketidaksadaran siswa tentang belajar.
Siswa dalam belajar memiliki bermacam-macam motivasi. Menurut Biggs dan Telfer motivasi tersebut adalah sebagai berikut: (1) motivasi instrumental; (2) motivasi social; (3) motivasi instriksik. dan (4) motivasi berprestasi. Motivasi instrumental maksudnya bahwa siswa belajar karena didorong adalah hadiah atau menghidari dari hukuman. Motivasi sosial maksudnya adalah siswa belajar penyelenggaraan tugas, berarti keterlibatan pada tugas menonjol. Motivasi instriksik maksudnya belajar karena keinginan dari diri sendiri. Motivasi instrumental dan motivasi social termasuk kondisi eksternal sedang motivasi instriksik dan motivasi berprestasi termasuk kondisi internal. Motivasi berprestasi dibedakan motivasi berprestasi tinggi dan motvasi berprestasi rendah. Siswa memiliki motivasi berprestasi dan motivasi instriksik diduga siswa akan berusaha belajar segiat mungkin.
Pada motivasi instriksik maka ditemukan sifat perilaku sebagai berikut: (1) siswa kualitas keterlibatnya dalam belajar sangat tinggi berarti guru tinggal memelihara semangat, (2) Perasaan dan keterlibatan ranah afektif tinggi; dalam hal ini guru memelihara keterlibatan belajar siswa. (3) motivasi ini sifatnya memelihara sendiri. Dengan demikian guru harus memeliharan keterlibatan siswa dalam belajar.
Guru harus benar-benar memahami motivasi belajar siswanya dan kemudian memberi motivasi yang tepat. Apabila siswa motivasi berprestasi tinggi, lebih berkeinginan meraih keberhasilan, lebih terlibat dalam tugas-tugas dan tidak menyukai kegagalan, maka dalam hal ini tugas guru menyalurkan semangat kerja keras, dan apabila siswa memiliki motivasi berprestasi rendah, yang pada umumnya lebih suka menghindari dari tugas, maka guru sebaiknya memberi motivasi yang lebih agar siswa tersebut sadar akan belajar dan diharapkan guru mampu berkreasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.

8 komentar:

Study For a Better Life mengatakan...

trim atas kunjungannya selamat mempersiapkan peserta didik untuk menuju UAN yang jujur

Study For a Better Life mengatakan...

ya nanti kami kenalkan dengan beliaunya maaa

Mbah Suro mengatakan...

Murid ibarat kertas putih yang masih kosong dan bersih, bisa ditulisi apa saja oleh gurunya. Itu dulu Mbak, sekarang jamannya sudah berubah, dimotivasi dengan apa saja kayane angel.

Dyah mengatakan...

Ia lho mbah Suro,
Anak JADUL dan JAKA karakteristiknya berbeda. JAKA semangat juangnya rendah, ya digemenni saja mbah, tapi guru kan juga manusia kadang-kadang ya ngak sabar he ... he nanti bisa malpraktek, kena uu perlindungan anak.

Selamat berkarya

Urip SR mengatakan...

Saya iri dengan anak sekarang bu, fasilitas komputer lengkap, bisa mengikuti mata pelajaran berbasis internet. Tapi kok yo masih angel disuruh belajar. Terkadang aku prihatin bu...?!
Saya lulus SMP th 1983 belum ada komputer tapi urusan belajar tetap semangat..!!!
Salam kenal kembali Bu.

Urip SR mengatakan...

Berkunjung...cari inspirasi disini...
Salam kenal..!!!

Dyah mengatakan...

Salam kenal juga pak guru Urip SR

Ya yang sabar saja, hampir rata-rata semua sama, maunya meningkatkan mutu dengan fasilitas sekolah yang standar nasional pendidikan, kemudian berdampak pada guru dan tujuan akhirnya anak mau belajar ... tidak tahunya ..... masih butuh kerja keras para pendidik seperti kita yang sabar dan telaten... asal tidak sakit TBC saja mikir anak sekarang maunya yang aneh-aneh ...
Matur nuwun panjenengan sudah mau mampir
Selamat Berjuang Pak Guru

ada nisa disini mengatakan...

bu aku izin copast iia buat tambahan tugas kuliah ni..