Sabtu, 14 Maret 2009

MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK


Upaya meningkatkan mutu pembelajaran Kewarganegaraan pada khususnya, diperlukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan dalam pembelajaran. Degeng (2001) mengatakan reformasi pendidikan harus dimulai dari bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata pada hasil belajar, tujuan yang penting dari pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan mental yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Jadi belajar sendirilah yang menjadi tujuan belajar. Menurut UNESCO pembelajaran memiliki pilar yaitu: (1) pembelajaran untuk menjadi tahu, memperoleh pengetahunan (learning to know). (2) juga harus terjadi pembelajaran untuk berbuat (learning to do), (3) pembelajaran membangun diri sendiri (learning to be), dan (4) pembelajaran untuk hidup bersama (learning to live together) Ardhana (1997).


Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah Negara modern, sebab dibangun pada abad 20, dalam era PD I-II. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu suatu tekad masyarakat nusantara yang terdiri dari ratusan suku bangsa nusantara.
Mata pelajaran kewarganegaraan memiliki fungsi dan diharapkan berperan, serta tanggungjawab yang sangat penting dalam mempersiapkan calon warga
negara yang akan memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air (UU nomor 20 Th. 2003).
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang inovatif untuk menyiapkan warga negara yang cerdas, kritis, rasional dan kreaktif dalam era global ini. Agar kompetensi siswa dapat meningkat maka perlu pemilihan model pembelajaran . Dalam pemilihan model pembelajaran tidak terlepas dari situasi kondisi siswa sebagai sibelajar, lingkungan tempat siswa belajar, dan sumber belajar yang tersedia.
Kondisi pembelajaran di sekolahku. Hal ini dapat diketahui dari keluhan yang dikemukaan teman guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang menyatakan bahwa (1) siswa sering mengeluh jika diberi tugas, (2) siswa merasa sulit mengemukaan pendapatnya, (3) siswa kurang kreaktif, dan (4) siswa agak malas belajar.
Disamping itu tampak dari hasil pengamatanku pada waktu memberi tugas untuk dikerjakan dirumah. Salah satu tugasnya adalah “Mengapa penting usaha pembelaan negara ?” dari 44 siswa hanya 5 orang yang mengerjakan.
Kekurangmampuan tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain: (1) siswa malas belajar, (2) kurang senang ada pemberian tugas, (3) tidak mempunyai
buku sumber (4) kurang kreatif mencari infomasi di perpustakaan sekolah, (5) kurang kemampuan guru dalam memilih metode dan teknik pembelajaran.
Dengan adanya temuan-temuan di atas, aku mencoba untuk mencari alternatif model pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang membuat siswa “bergairah” dan merasa “enjoi” untuk belajar. Oleh karena itu kami mencoba metode kerja kelompok.
Membahas pembelajaran tidak terlepas dari komponen-komponen dalam sistem pembelajaran. Dalam hal ini komponen-komponen pembelajaran erat kaitannya dengan pengembangan teori pembelajaran. Reigeluth (dalam Degeng, 2001) memilah komponen-komponen pembelajaran menjadi tiga yaitu (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Metode pembelajaran sebagai cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran, mencakup semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunakan metode pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Kondisi pembelajaran tidak dapat dimanipulasi, tetapi dapat berinteraksi dengan strategi pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran adalah karakteristik siswa.
Robert L. Cilstrap dan wiliam R Martin dalam Roestiyah (2001:15) memberi pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan yang biasanya berjumlah kecil yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Dan memberi solusi untuk mengaktifkan siswa dengan cara kerja kelompok karena kerja kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu.
Tujuan kerja kelompok adalah agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut.
Kelebihan kerja kelompok antara lain sebagai berikut (1) dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan
membahas sesuatu masalah, (2) dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi, (3) dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pendapat orang lain, dan (4) para siswa lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Model pembelajaran yang diterapkan adalah sebagai berikut:
(1) Guru membagikan sepuluh kelompok menjadi dua kelompok besar yaitu : A 1, A2, A3, A4, dan A5, dan B1, B2, B3, B4, dan B5 . Setiap kelompok mendapat lembar kerja berupa topik, yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setiap dua kelompok mendapatkan topik yang sama, dengan harapan hasil kerja kelompok dapat dibandingkan
(2) Sebelum mengerjakan tugas, semua siswa secara individu sudah membaca materi sehingga hasil kerja kelompok baik.
(3) Apabila semua anggota sudah siap, kemudian kelompok berdiskusi.
(4) Hasil kelompok yang telah diskusikan, dapat dipresentasikan dengan kelompok besar yang telah ditentukan.
Pada siklus 1: Siswa kelas IX –b sudah ada perubahan mau membaca,aktif bertanya, aktif memberikan pendapat, dan sudah berani mempresentasikan didepan kelas, dan muridku sudah sembuh dari penyakit TTT (Tingak, Tinguk, TOK)
SELAMAT MENCOBA

Tidak ada komentar: