Jumat, 13 Maret 2009

PERAN ORANG TUA DALAM PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA

Hari Jumat itu, kepalaku agak pusing, mungkin akibat jatuh dari sepeda pancal 4 bulan yang lalu kambuh. Kendaraan sudah ku hidupkan. ”Bu .... bu, sebentar ” panggil teman guru. ” Wonten punopa ?” jawabku. Aku turun, dan kembali masuk keruang guru. Ternyata waktu jam pelajaran teman guru tadi ada anak membawa HP yang berisi gambar porno, dilihat bersama teman sebangkunya. ”Oh ... ” pusingku langsung hilang. Dan terjadi dialog, diskusi, tukar informasi antara bapak/ibu yang ada diruang guru tersebut. Akhirnya terekam cerita sebagai berikut:


Keluhan orang tua juga terekam antara lain anak pulang kerumah sampai larut malam, tidak belajar, bangun tidur pagi sering terlambat, naik kendaraan motor kebut-kebutan, keluhan bapak/ibu guru antara lain siswa sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah, selalu ngantuk, clometan pada waktu proses pembelajaran, membolos sekolah, merokok, penggunaan obat-obat terlarang, sering terjadi kekerasan di dalam kelas, sekolah, dan mengkompas teman satu sekolah, serta hampir setiap hari pemberitaan seperti yang diwartakan di mass media misalnya Jawa Pos adanya penyalahgunaan narkoba, perdagangan anak dibawah umur, kekerasan, HP nya diisi gambar-gambar porno . dan sebagainya tersebut, merupakan bentuk kenakalan remaja. Timbul pertanyaan siapa yang paling bertanggung penanggulangan kenakalan remaja tersebut ?

Kenakalan Remaja
Membicara Penanggulangan Kenakalan Remaja, tidak terlepas apakah dimaksud dengan kenakalan remaja itu. Juvenile de linquency (kenakalan remaja) adalah gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Juvenile = anak-anak, anak muda, ciri/karakteristik pada masa muda, sifat-sifatnya khasnya pada pereode remaja, sedang Delinquency artinya mengabaikan, terabaikan yang kemudian diperluas menjadi jahat, pengacau, penteor dan sebagainya.

Penyebab Kenakalan Remaja
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal

Siapa yang paling bertanggungjawab terjadi kenakalan Remaja ?

Tanggungjawab siapakah pengasuhan anak ? kunci jawabnya terletak pada orang tua, wali dan keluarga (U no. 23.th 2002 tentang Perlindungan Anak: pasal 13). Banyak remaja mengalami masa remaja yang paling membingunkan, tidak seorangpun yang dapat diajak atau dirasa layak dipercaya untuk membicarakan masalahnya yang dihadapinya. Ketika remaja mulai memikirkan cita-cita, harapan, keinginan-keinginannya ia mulai menyadari masalah-masalah muncul ketika ia mencoba untuk mengintegrasikan antara keinginannya dan keinginan orang –orang disekitarnya. Apabila kebingungan remaja tidak difahami oleh orang tuanya, maka kemungkinan mereka menjadi remaja yang berilaku delinquency. Pada saat inilah orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk menolong supaya mereka tidak salah jalan.

Akan tetapi celakanya si-remaja sedang membutuhkan kehangatan orang tuanya, untuk curhat mengenai masalahnya, si-orang tua tidak ada disampingnya. Orang tua mencari nafkah untuk menghidupi anak-anak dan mereka dititipan pada nenek atau keluarga lainnya. Para orang tua mengakais ringgit, dolar dinegeri orang. Kalaupun kedua orang tuanya ada, mereka pisahan, keluarganya berantakan. Dan untuk pembenaran mereka biasanya berkata: ”Untung masih ada nenek, ada bibi, ada bude, ada .....” . Akibat yang fatal sianak curhatnya ke teman-teman sebaya..dan seterusnya dapat ditebak apa yang akan terjadi.
Yang terjadi pada si-anak ….. anak mempunyai uang kiriman uang dari ortu, mereka diberi fasilatas HP, kendaraan dan mulailah embrio kenakalan terjadi antara lain berbentuk:
Berbohong karena pulang terlambat
Membolos sekolah
Begadang
Merokok
Minum-minuman keras
Narkoba – biasanya dimulai dari pil double L – Leksotan
Berkelai dengan teman sekelas - antar sekolah
Mengkompas teman sekelasnya
HP berisi gambar-gambar porno
Dan seterusnya

Kalau sudah itu terjadi maka tanggungjawab akan beralih dari orang tua kepada ibu/bapak guru (sekolah), oleh sebab peran guru dapat dikatakan sebagai orang tua kedua dan menjadi tumpuan untuk mencetak generasi bangsa yang bisa diandalkan yaitu generasi yang sholeh dan sholekah.

AYO BELAJAR ANAK BANGSA !

Tidak ada komentar: