Kamis, 19 Maret 2009

PENDIDIKAN GRATIS SIAPA TAKUT !


Aku amati ibu-ibu disekitar rumahku sedang berbelanja sayur-sayuran. Mulai jam 06.00 pagi sudah banyak yang belanja dan biasa berbelanja sambil mengajak putra/putri mereka, ada yang digendong, ada yang naik sepeda dan ada yang berjalan sendiri. Pada waktu orang tuanya berbelanja anak-anak asyik bermain sendiri, kadang diwarnai pertengkaran pokoknya dunia anak ada pada mereka. Yang mengusik pikiranku adalah seandainya anak ini dikumpulkan, disediakan tempat bermain, dibimbing oleh guru, tentu anak-anak ini akan tumbuh kembang (Golden Age).

Pada waktu itu, awal Januari 2002. Aku sudah tidak biasa menahan keinginan, kerisauan hatiku ini untuk membuat tempat bermain. Ku utarakan maksudku pada suami dan anak-anak, apakah boleh aku membuat tempat bermain bagi tetangga-tetangga sekitar rumah ? Aku ketemukaan alasanku antara lain: (1) tetangga adalah keluarga yang terdekat kita, (2) kita biasanya disibukan dengan pekerjaan rutin, dengan menyediakan tempat bermain maka menyambung silaturohim dengan tetangga (3) pekerjaanku adalah guru maka dunia yang paling dekat dan melekat adalah persekolahan. (4) dapat digunakan sebagai laboratorium bagiku. Baru seminggu kemudian aku mendapat ijin dari orang rumah. Alhamdulilah.
Garasi ukuran 3 X 5 m ku sulat menjadi tempat bermain. Kuundang para tetangga termasuk Bu RT, Ketua PKK untuk berembuk perlu adanya tempat bermain. Dengan senang hati mereka menyambut berdiri tempat bermain akan tetapi dengan syarat GRATIS. Alhamdulilah tempat bermain tersebut di beri nama “PADU ANAK BANGSA” dengan Visi “Cerdas Ceria Berlandaskan Iman dan Taqwa” sedang Misinya antara lain: (1) Meletakan dasar pengembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang dibutuhkan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan agar siap memasuki pendidikan dasar dan pertumbuhan selanjutnya, (2) Menyejahterakan peserta didik dengan mengutamakan kegiatan bermain dan pendidikan pra sekolah bagi peserta didik usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Rombangan belajar paling banyak 15 orang dan yang lebih diutamakan tetangga dekat rumah.
Dua tahun menempati garasi, kemudian menempati ruang terbuka yang disekat menjadi ruang kelas, ruang buku, ruang baca, ruang bermain, mushola, WC, dapur, fasilitas meja – kursi, computer, panggung boneka, mainan anak dan sebagainya, tersedia berkat bantuan teman-teman guru, agen Koran, pegawai bank, bakul jajan dekat rumah, dia menyumbang kue onde-onde setiap minggu pokoknya tempat bermain ini milik mereka.
Sumber dana lainnya : dari donatur tetap Rp. 300.000,- setiap bulan, ini agak membantu untuk gaji guru dan lain-lain. Anda mau berpartisipasi kirimkan BRI Unit Kedungwaru No rekening: 33220125 atas nama “PADU ANAK BANGSA” Jl. Pahlawan 1/1a Tulungagung.

9 komentar:

Study For a Better Life mengatakan...

bagus kalau pendidikan gratis
jer basuki mowo gratis
tapi kalau seperti ibu lakukan aku salut dan mudahan melebar ke teman sejawat
trim komentar uannya dan mari kita berjuang untuk mejujurkan uan

Dyah mengatakan...

Matur nuwun mau mampir he he ... pak yang jujur itu biasanya ajur lho pak ? mudah-mudah di Takeran yang jujur mujur, dan memberi suri teladan yang lain. Terus semangat

Mbah Suro mengatakan...

Sungguh ide yang sangat mulia untuk perkembangan anak bangsa, semoga menjadi teladan bagi teman-teman yang lain. Dukungan keluarga memang diperlukan. PF untuk Mbak Dyah....

Dyah mengatakan...

Matur Nuwun mbah mau mampir ke blog saya
Hanya itu yang saya bisa, .............
Mau ikut caleg takut kampanye dan takut masuk rumah sakit jiwa mbah he he
Selamat berkarya

Tantijasmine mengatakan...

ass
Sekedar usul ibu, di Kota Ingandaya kita tercinta ini belum ada loh yang namanya penitipan anak yang ortunya adalah pribadi berkarya di luar rumah, dimana penitipan anak tsb bisa diberi pendidikan yang bermanfaat sesuai umur anak. Ini saya berani menulis disini memang karena kasihan dengan teman2 saya yang berkeluh kesah tentang anaknya dititipkan kemana ya....
dan sekian dr saya ibu, semoga bisa dibuat pertimbangan terima kasih dan
wass

Dyah mengatakan...

Assalamu'alaikum
blogg me .....
Terima kasih sudah mau mampir ke blog saya Usul ibu insa'Allah sedang dipecahkan bersama teman-teman pengelola. Tempat, kasur semua sudah tersedia namun masalah yang dihadapi adalah belum ada relawan yang menjadi guru..... untuk penitipan agak rumit.
wasalam

J.Haryadi mengatakan...

Bagus Bu....sangat dahsyat, tidak banyak orang yang berpikiran seperti itu. Kalau saja banyak orang-orang berduit ikut berpartisipasi dalam program pendidikan gratis, Saya yakin negara kita akan bertambah maju.....

J.Haryadi mengatakan...

Ide yang sangat berilyan.....semoga banyak yang bisa membantu ya Bu dan mengikuti jejak ibu berbuat yang terbaik untuk anak negeri ....

nakita school mengatakan...

assalamualaikum bu ikut belajar ya!alasan pendirian PAUD di tempat kami juga sama bu.